Lombok Pulau Cantik Nan Indah Yang Bermetamorfosis dari Mereka Yang Bermetamorfosis
Lombok pulau cantik nan indah yang ada di Tenggara Barat Indonesia. Keindahannya membuat berbagai benua terpikat meminangnya. Tentunya dengan bermacam cara mereka lakukan, seperti menjadi si peduli sampai menyamar menjadi penghuninya. Anak pulau yang ada di Lombok sudah dipinang berbagai macam benua, entah dari Asia, Eropa bahkan sampai Amerika dan Australia. Pernyataan ini saya sampaikan karena memang banyaknya berdiri petakan-petakan beton yang dimiliki oleh benua-benua itu. Bukan hanya anak pulau, bahkan bibir pantainya yang elok dan selalu basah oleh hempasan ombak tak luput dari petakan-petakan mereka. Bermodal berbagai petuah dan kebijakan yang di kuatkan dengan tinta hitam di atas kertas putih itu. Iya itulah mereka yang haus akan materi, ibarat kupu-kupu yang singgah ke bunga untuk melanjutkan metamorfosisnya. Memang sudah suratan takdir kupu-kupu akan hingga di bunga dan mencari sarimadu untuk bertahan hidup. Namun di sisi lain selain kupu-kupu juga ada mahluk tuhan yang ingin menikmati bunga nan indah ini. Hanya saja mereka hanya mendapat keteduhan atau hanya remah-remah bunga yang sudah dihisap sang kupu-kupu. Belum lagi ketika tiba mahluk lain yang hidup menghancurkan habis dedaunan sang bunga. Iya, itu memang takdir dan jalannya proses metamorfosis mahluk. Tidak ada yang bisa memungkiri itu, jadi saya lanjutkan lagi untuk menikmati rangkaian kejadian besar ini.
Lagi-lagi saya berdecak kagum, melihat ke arah timur pasak bumi yang megah dan membuktikan lagi keindahan dan rayuan pulau Lombok ku. Warnanya yang biru dari kejauhan membuat mata ini terbawa ke kaki pasak Bumi yang termegah ke dua di Nusantara. Saya memandang lagi ke arahnya, namun tak sampe mata memandang puncaknya sudah dihalangi oleh kabut dan asap. Ternyata itu dari aktivitas mahluk bernama pribumi yang ada di sekitar sang Pasak Bumi. Saya coba lihat lagi lebih jelas, dari mereka terdengar hiruk pikuk untuk mendapatkan haknya. Membuat remah-remah dari ulat dan kupu-kupu itu berarti untuk kelangsungan hidup mereka. Namun apa daya mereka pribumi yang hidup dengan menggarap dan memanfaatkan alam mereka terusir karena lembaran putih bertinta hitam. Mencoba terus mengambil garis tengah masalah ini, ternyata fokus saya tertuju dengan proses metamorfosis yang sedang berlangsung. Lagi dan lagi saya hanya bisa tersenyum dan menghela nafas, ini memang sudah bagian metamorfosis. Kita tidak bisa merusak metamorfosis ini, biarkan saja dia berproses sampe tingkat terakhir dan pada akhirnya hilang dan mulai yang baru.
Saya berharap dengan berjalannya metamorfosis si kupu-kupu dan si ulat ini, pulauku juga bisa bermetamorfosis menjadi pulau yang baldatun thoyyibun wa robbun gofhur. Pulau yang menjadi pusat perhatian benua-benua bahkan dunia yang mencintai si pribumi di dalamnya. Mengalirkan sari-sari kehidupan bukan remah-remah dari si kupu-kupu dan si ulat. Aamiin ya robbal alamin.
Harapan saya itu akan menjadi nyata suatu saat nanti, sehingga saya dan para pribumi yang sedang memperhatikan pulau cantik ini bisa menikmati dari dalam bukan mengamati dari luar saja. Curahan dukungan akan saya berikan untuk pulau cantik ini.
Pribumimu akan tetap pulang walaupun dibuang,
Pribumimu akan pulang untuk diberikan kasih sayang,
Bersabarlah pulauku,
Kuatlah pulauku,
Pasak Bumimu terlalu besar untuk diruntuhkan,
Masih banyak pribumimu yang mengerti
Tanpa mengharap materi,
Biarlah Pribumimu mengamatimu dari jauh sana,
Nanti saatnya tiba akan Pribumimu belai dengan kasih sayang dari dalam sana.